KEDIRI, tjahayatimoer.net– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri menggelar aksi kerja bakti massal untuk memulihkan lingkungan pascakerusuhan yang terjadi pada 30 Agustus lalu. Ribuan warga dari berbagai daerah diajak bergotong royong membersihkan puing-puing sisa kebakaran dan perusakan yang melanda kompleks kantor Pemkab Kediri.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana bersama Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa. Mereka turun langsung ke lapangan, memimpin ribuan warga yang membawa berbagai peralatan seperti sapu, sekop, dan gerobak untuk membersihkan area yang terdampak kerusuhan.
“Aksi ini adalah bentuk kebersamaan kita untuk memulihkan rumah rakyat. Saya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah meluangkan waktu di hari libur untuk ikut bergotong royong,” ujar Dhito, sapaan akrab Bupati Kediri.
Ultimatum Bupati untuk Pengembalian Aset
Dalam kesempatan itu, Bupati Dhito juga memberikan peringatan tegas kepada pihak yang terlibat penjarahan saat kerusuhan berlangsung. Ia memberikan batas waktu hingga Sabtu (6/9) bagi mereka yang membawa kabur aset milik Pemkab Kediri untuk segera mengembalikannya.
“Siapa pun yang terlibat, baik ikut-ikutan maupun provokator, jika tidak mengembalikan barang yang dijarah, akan kami proses hukum,” tegasnya.
Bupati menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Pare terkait mekanisme pengembalian barang maupun langkah hukum yang akan diambil terhadap pelaku yang tidak kooperatif.
Ribuan Warga Turun Tangan Bersihkan Sisa Kerusuhan
Pantauan di lokasi, ribuan warga tampak antusias dalam kegiatan kerja bakti ini. Mereka membersihkan puing-puing bangunan yang hangus terbakar, mengangkat kerangka mobil yang hangus, hingga merapikan halaman kantor pemerintahan.
Revaldo Putra Hidayat (13), salah satu peserta kerja bakti asal Kecamatan Ngasem, mengaku senang bisa terlibat dalam kegiatan ini.
“Hari ini sekolah libur. Guru kami mengarahkan untuk ikut membantu membersihkan. Semoga Pemkab Kediri bisa kembali seperti semula,” ujar siswa MTsN 9 itu.
Bupati Dhito sendiri ikut turun tangan membersihkan lokasi, bahkan sebelumnya ia juga mengembalikan fragmen arca kepala Ganesha yang sempat terlepas ke Museum Bagawanta Bhari. Ia memastikan benda bersejarah tersebut akan ditempatkan di lokasi yang lebih aman.
Koordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk Pembangunan Ulang
Selain fokus pada pembersihan, Pemkab Kediri juga terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk pembangunan kembali gedung yang rusak akibat kerusuhan.
Dhito mengungkapkan, pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan melaporkan perkembangan situasi ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
“Sore ini saya akan ke Surabaya untuk melapor ke Kemendagri. Selama lima hari terakhir, Kemendagri rutin memantau kondisi di Kabupaten Kediri,” jelasnya.
Menurutnya, Kemendagri memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini. Salah satunya dengan memperkuat koordinasi melalui Direktorat Jenderal Otonomi Daerah (Ditjen Otoda) agar proses perbaikan gedung bisa segera dilakukan.
Solidaritas Warga dari Berbagai Daerah
Aksi bersih-bersih ini tidak hanya diikuti warga Kabupaten Kediri, tetapi juga dari Kota Kediri, Trenggalek, dan Nganjuk. Kehadiran mereka menjadi simbol solidaritas dan kepedulian terhadap kondisi Kediri pascakerusuhan.
“Ini bukan sekadar kegiatan bersih-bersih, tetapi bentuk empati dan rasa kemanusiaan kita untuk memulihkan rumah bersama,” pungkas Bupati Dhito.
Dengan keterlibatan masyarakat yang luas dan dukungan pemerintah pusat, diharapkan Pemkab Kediri dapat segera bangkit dan kembali melayani masyarakat seperti sedia kala.(red.al)
0 Komentar