Kediri, tjahayatimoer.net – Di halaman SD Pawiyatan Daha 1 dan 2 Kota Kediri berdiri sebuah pohon beringin raksasa dengan diameter lebih dari dua meter. Pohon tua yang menjulang kokoh ini bukan sekadar peneduh, melainkan memiliki makna historis yang erat kaitannya dengan perjalanan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaannya.
Tak jauh dari pohon tersebut, tepat di sisi utara halaman sekolah, terdapat sebuah prasasti bertanda tangan Drs. H. A. Maschut, Wali Kota Kediri ke-13. Prasasti itu menegaskan bahwa pohon beringin tersebut menjadi simbol penting dari peristiwa penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia pada 1949 silam.
Menurut penuturan pengamat sejarah Kediri, Achmad Zainal Fachris, penanaman pohon itu terkait erat dengan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, yang berlangsung 23 Agustus hingga 2 November 1949. Perundingan tersebut menjadi titik balik bagi pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
Pada 27 Desember 1949, penyerahan resmi dilakukan. Di Belanda, Ratu Juliana menyerahkan kedaulatan kepada Mohammad Hatta. Sementara di Jakarta, peralihan itu dilakukan oleh wakil tinggi mahkota Belanda, A.H.J. Lovink, kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sedangkan untuk wilayah Kediri dan Madiun, penyerahan dilakukan langsung dari Kolonel Paulisen, pimpinan Belanda, kepada Letkol Soerachmad.
“Sebagai penanda penting, pohon beringin ditanam di halaman SD Pawiyatan Daha. Simbol itu dipilih karena beringin melambangkan keteguhan dan kedaulatan yang dimiliki bangsa Indonesia,” ungkap Fachris.
Ia menambahkan, kawasan sekolah itu sebelumnya merupakan kompleks pendidikan peninggalan kolonial, yakni bekas sekolah Froebel yang kala itu didirikan oleh pemerintah Belanda. Sejak awal, sekolah tersebut sudah berstatus swasta sebelum kemudian berkembang menjadi sekolah nasional seperti sekarang.
Hingga kini, pohon bersejarah itu masih berdiri gagah dengan diameter lebih dari dua meter. Di depannya, sebuah prasasti bertanggal 27 Juli 2003, bertepatan dengan Hari Jadi Kota Kediri, menjadi pengingat bahwa pohon tersebut ditanam sebagai lambang penyerahan kedaulatan kembali kepada Indonesia.
Dalam prasasti itu tercatat bahwa momen bersejarah tersebut berlangsung di bawah pengawasan Komisi Tiga Negara (KTN) yang terdiri dari Australia, Belgia, dan Amerika Serikat. Pohon beringin di SD Pawiyatan pun terus menjadi saksi bisu perjuangan dan tonggak kedaulatan bangsa hingga generasi sekarang.(red.al)
0 Komentar