Kediri,      tjahayatimoer.net       – Meskipun tahapan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) sekolah negeri di Kota Kediri telah berakhir sejak awal Juli lalu, Dinas Pendidikan Kota Kediri menegaskan bahwa sekolah tidak diperbolehkan menolak calon siswa yang masih ingin mendaftar. Terutama bagi sekolah-sekolah yang masih memiliki sisa pagu.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, M. Anang Kurniawan, menyampaikan bahwa secara umum pagu di jenjang SD negeri sudah terpenuhi. Hanya beberapa sekolah yang masih kekurangan satu atau dua siswa.

“Rata-rata sudah terpenuhi,” ujar Anang saat ditemui Jawa Pos Radar Kediri. “Kalaupun ada yang belum, itu hanya kurang satu-dua murid. Nggak sampai anjlok,” tegasnya.

Anang menambahkan, bagi sekolah yang pagunya belum penuh, masih dimungkinkan menerima murid baru, meskipun proses belajar mengajar telah dimulai sejak 14 Juli lalu.

“Kami tidak tahu apakah benar semua anak usia sekolah di Kota Kediri sudah bersekolah. Kami butuh data itu,” katanya.

Ia menekankan bahwa sekolah—terutama yang masih memiliki sisa kuota—wajib menerima siswa yang belum mendapatkan tempat belajar, baik di jenjang awal maupun di jenjang kelas lainnya.

“Sekolah tidak boleh menolak siswa,” tegasnya.

Tidak hanya berlaku untuk siswa baru kelas I SD atau kelas VII SMP, kebijakan ini juga mencakup jenjang kelas lain yang masih memungkinkan menerima siswa tambahan.

“Jadi tingkat apapun. Nggak harus kelas I SD atau kelas VII SMP. Sepanjang masih bisa ditampung, bisa dimasukkan. Semua anak harus sekolah,” lanjut Anang di sela kegiatan deteksi dini gangguan penglihatan dan pendengaran dalam rangka Hari Anak Nasional, Selasa (23/7).

Penerimaan siswa di luar mekanisme SPMB ini menyasar anak-anak yang hingga kini belum mendapatkan sekolah. Upaya ini sejalan dengan komitmen Dinas Pendidikan untuk mencegah terjadinya anak putus sekolah.

“Kami berupaya mencari potensi anak-anak yang belum sekolah. Informasinya kami kumpulkan dengan melibatkan berbagai stakeholder. Bila ada anak yang belum sekolah, silakan laporkan ke dinas. Kami akan bantu carikan sekolah,” terangnya.

Untuk penempatannya, siswa akan diusahakan masuk ke sekolah terdekat dari tempat tinggalnya. Selama masih ada kuota di sekolah tersebut, calon siswa akan ditempatkan sesuai domisili.

“Kalau sekolah terdekat sudah penuh, akan digeser ke sekolah terdekat lainnya. Atau jika siswa punya pilihan, kami akan dampingi,” pungkas bapak empat anak tersebut. (RED.A)