Kediri, tjahayatimoer.net – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Choiri Fauzi melakukan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Lirboyo dan Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kabupaten Kediri, Sabtu (13/7). Kunjungan ini dalam rangka memantau langsung pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) bagi santri.
Sebanyak 1.000 santri mengikuti PKG serentak di dua pesantren tersebut. Di Ponpes Lirboyo, sebanyak 500 santri putri menjalani pemeriksaan kesehatan dasar yang meliputi 14 item, seperti pemeriksaan mata, telinga, tensi darah, gizi, hepatitis, hingga kesehatan jiwa.
Pratikno yang hadir di lokasi bahkan turut mencoba langsung beberapa layanan kesehatan seperti pengukuran tekanan darah dan berat badan. Ia menyebut program PKG ini merupakan bagian dari upaya Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya generasi muda di lingkungan pesantren.
“Ini bukan hanya untuk mengetahui penyakit, tapi sebagai bentuk pencegahan. Santri tidak hanya cerdas dan berakhlak, tapi juga harus sehat. Ini bekal penting untuk menyongsong masa depan Indonesia,” ujar Pratikno.
Hal senada disampaikan Menteri PPPA Arifah Choiri Fauzi. Ia menegaskan bahwa pesantren memiliki peran besar dalam mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.
“Santri Ponpes Lirboyo sudah tersebar ke seluruh Indonesia. Ini menjadi modal kuat bahwa pesantren mampu mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas,” kata Arifah.
Rombongan menteri disambut hangat oleh Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Anwar Manshur dan KH An’im Falachuddin Mahrus. Hadir pula Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati.
Usai dari Lirboyo, rombongan bertolak ke Ponpes Al Falah Ploso untuk meninjau PKG bagi 500 santri putra. Di lokasi, turut hadir jajaran Forkopimda Kota Kediri, di antaranya Kapolres Kediri Kota AKBP Anggi Saputra Ibrahim dan Dandim 0809 Letkol Inf Ragil Jaka Utama.
Pratikno kembali menegaskan bahwa program PKG akan terus dilanjutkan ke berbagai satuan pendidikan lainnya. “Hingga kini, lebih dari 12 juta siswa telah mengikuti PKG. Dalam waktu dekat program ini juga akan menyasar Sekolah Rakyat, sekolah negeri, swasta, madrasah, hingga sekolah di bawah Kemenag dan Kemdikdasmen,” jelasnya.
Sementara itu, pihak Ponpes Al Falah menyatakan bahwa total ada 17.000 santri yang akan menjalani pemeriksaan kesehatan serupa. Namun, pelaksanaannya akan dikoordinasikan lebih lanjut agar tidak mengganggu aktivitas belajar.
Dialog Pendidikan dan Harapan Mahad Aly
Selain meninjau PKG, kunjungan ini juga dimanfaatkan sebagai ajang dialog antar-pemerintah dan pengasuh pesantren. Di Lirboyo, KH An’im Falachuddin Mahrus menyampaikan harapan agar ijazah Mahad Aly yang setara dengan jenjang Strata 1 (S-1) bisa diakui di universitas umum.
“Bagaimana agar Mahad Aly bisa diakui, sehingga alumni bisa melanjutkan ke S-2 di perguruan tinggi umum seperti UGM tanpa kesulitan,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Emil Dardak menyatakan bahwa Pemprov Jawa Timur mendukung penuh pendidikan pesantren melalui berbagai program afirmasi.
“Kami punya program BOSDA untuk madrasah diniyah, beasiswa untuk jenjang S-1 hingga S-3 di Mahad Aly, dan bahkan untuk mereka yang ingin melanjutkan studi ke Al Azhar Kairo,” tutur Emil.(RED.A)
0 Komentar