KOTA,  tjahayatimoer.net      – Upaya mengenalkan sejarah dan budaya lokal terus digiatkan oleh komunitas Pasak. Salah satunya melalui program bertajuk City Tour Tempo Doeloe, yang digelar pada Minggu (7/7) dengan mengajak peserta berkeliling ke sejumlah cagar budaya di Kota Kediri menggunakan mobil klasik VW Safari.

Meski hari masih pagi, suasana di Hutan Kota Joyoboyo sudah ramai. Sekitar pukul 08.00 WIB, puluhan peserta, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, berkumpul dan melakukan registrasi. Sebanyak tujuh unit mobil VW Safari telah bersiap untuk mengantar peserta mengelilingi kota.

Yang menarik, hampir seluruh peserta tampil dengan busana tradisional tempo dulu. Sementara sebagian anak-anak mengenakan kostum tokoh kartun favorit, seperti Ghanim Aryasatya yang tampil sebagai Luffy dari One Piece.

“Kebetulan sedang libur sekolah dan cari kegiatan yang berbeda. Suami saya juga libur, jadi kami ikut sekeluarga,” ujar Ratih Kusuma Dewi, peserta asal Desa Sukorejo, Kecamatan Ngasem.

Setelah registrasi selesai, rombongan berangkat menuju destinasi pertama, yaitu gedung eks-Karesidenan Kediri di Kecamatan Mojoroto, yang kini difungsikan sebagai kantor Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Kediri.

Di sana, para peserta disambut pertunjukan latihan tari Bedoyo dari Sanggar Kediri Jayati. Mereka tak hanya menyimak cerita sejarah bangunan tersebut, tapi juga diajak mencoba menari bersama.

“Anak saya bilang ini tari slow motion, karena dia terbiasa lihat tari yang cepat-cepat,” ujar Ratih sembari tertawa.

Ada enam peserta yang turut berlatih menari, salah satunya adalah Nugraheni Yuliastuti (49). Meski sudah tak muda, Heni begitu antusias mengikuti setiap gerakan.

“Saya nggak menyangka di usia sekarang masih bisa ikut menari,” ujarnya semangat.

Peserta juga diperkenalkan dengan kerajinan pembuatan udeng khas Kediri yang dibuat oleh Karang Taruna Kecamatan Mojoroto. Sayangnya, rencana melihat rusa yang berada di belakang gedung batal karena keterbatasan izin akses.

“Sudah berekspektasi tinggi, tapi nggak jadi bisa lihat rusa,” kata Ratih sedikit kecewa.

Perjalanan berlanjut ke Pura Penataran Agung Kilisuci, namun tak semua peserta bisa masuk karena aturan adat bagi yang sedang berhalangan atau memegang jenazah. Heni salah satunya.

“Kebetulan saya sedang halangan, jadi gak boleh masuk,” tuturnya lirih.

Rombongan kemudian melanjutkan tur ke beberapa tempat lain seperti Goa Selomangleng, kawasan Pecinan, dan Jembatan Lama Kota Kediri.

Ketua komunitas PasakDidin Saputro, menyebut Kediri sebagai kota tua yang kaya akan sejarah dan memiliki potensi besar dalam pengembangan wisata sejarah dan budaya.

“Kami bersama teman-teman Pasak terus berupaya melestarikan cagar budaya dan bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Kota Kediri,” kata Didin.

Sementara itu, Fida Shihab Az Zuhri, ketua pelaksana VW City Tour Kediri, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan nilai-nilai sejarah dan budaya melalui pengalaman langsung.

“Dengan naik VW Safari, kami ingin memberi nuansa klasik sembari menyusuri tempat-tempat bersejarah di Kediri,” tandasnya.   (RED.A)