Kediri, tjahayatimoer.net – Masalah sampah plastik masih menjadi momok lingkungan yang belum terpecahkan secara menyeluruh. Meski Pemerintah Kota Kediri telah menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) yang mengatur pembatasan penggunaan plastik sekali pakai, kenyataannya kesadaran masyarakat masih tergolong rendah.
Pantauan di sejumlah titik seperti pasar tradisional, pusat perbelanjaan, hingga warung-warung kecil menunjukkan bahwa kantong plastik masih menjadi pilihan utama pembungkus barang. Ironisnya, sebagian masyarakat bahkan belum mengetahui bahwa penggunaan plastik sebenarnya sudah dibatasi melalui kebijakan resmi.
“Masih banyak yang belum tahu ada peraturan pembatasan plastik. Kebanyakan sih karena sudah terbiasa, jadi dianggap hal biasa,” ujar salah satu pedagang di Pasar Setono Betek.
Dampak Lingkungan Terus Mengintai
Sampah plastik yang sulit terurai menjadi ancaman serius bagi ekosistem, baik darat maupun perairan. Jika tidak ditangani dengan benar, tumpukan plastik bisa menyumbat saluran air, menyebabkan banjir, serta mencemari sungai dan tanah.
Pihak Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri pun tak menampik bahwa tantangan terbesar bukan pada regulasi, melainkan pada perubahan perilaku.
“Perwali sudah jelas. Tapi kalau tidak ada partisipasi masyarakat, ya percuma. Kami butuh peran aktif semua pihak,” ujar salah satu pejabat DLHKP.
Perlu Kolaborasi, Bukan Sekadar Imbauan
Pemerintah Kota Kediri tengah berupaya memperkuat kampanye edukasi melalui sekolah, komunitas lingkungan, hingga toko-toko modern. Beberapa toko ritel diketahui telah mulai menerapkan kebijakan "bawa tas belanja sendiri", namun implementasinya belum merata.
Aktivis lingkungan juga mendesak agar pemerintah memperluas kerja sama dengan pelaku usaha untuk benar-benar menerapkan pembatasan plastik secara konsisten, termasuk memberi sanksi bagi pelanggar yang sudah diatur dalam perwali.
“Kalau hanya imbauan terus, ya tidak akan efektif. Harus ada penegakan aturan yang nyata,” kata Sari, relawan dari komunitas Zero Waste Kediri.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Kesadaran untuk mengurangi penggunaan plastik sejatinya bisa dimulai dari hal-hal kecil. Seperti membawa tas kain saat berbelanja, menggunakan botol minum isi ulang, serta menolak sedotan plastik di kafe.
Jika setiap warga Kota Kediri melakukan satu perubahan kecil, dampaknya bisa sangat besar dalam jangka panjang. Kota ini bisa menjadi pelopor kota bebas plastik di Jawa Timur — tentu jika semua elemen benar-benar bersinergi.(red.al)
0 Komentar