KEDIRI, tjahayatimoer.net – Produk-produk dari Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Kediri kini mulai menembus pasar modern. Sebanyak 12 jaringan toko modern telah membuka peluang kemitraan untuk memasarkan hasil produksi para pelaku usaha lokal tersebut.
Antusiasme pelaku IKM di Kota Tahu sangat tinggi mengikuti proses seleksi atau kurasi yang digelar guna memastikan kualitas produk sebelum masuk ke rak toko modern. Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri, Lilin Nuryani, mengungkapkan bahwa proses kurasi sudah dimulai sejak April 2025.
Salah satu rangkaian kurasi terbaru dilakukan bersama Alfamart, yang mengadakan pertemuan dengan para pelaku usaha di kantor Disperdagin Kota Kediri pada Jumat (23/5). Puluhan pengusaha ambil bagian dalam sesi tersebut.
Menurut Widowati Purwitaningrum, Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Ahli Muda di Disperdagin, total sekitar 130 pelaku IKM telah mengikuti tahapan kurasi sejak awal program berlangsung.
Dari 12 toko modern yang terlibat, delapan sudah menyelesaikan proses seleksi produknya. Hasilnya, sebanyak 54 pelaku IKM dengan 127 varian produk berhasil lolos kurasi.
Kemitraan ini merupakan implementasi dari regulasi daerah, yaitu Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 5 Tahun 2013 dan Peraturan Wali Kota Nomor 28 Tahun 2021 yang mengatur tata kelola pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern, termasuk pengembangan usaha kecil.
Widowati menegaskan bahwa para pelaku usaha harus mampu menghadirkan produk berkualitas tinggi karena toko modern menerapkan standar yang ketat, mulai dari harga, kemasan, hingga rasa. Selain itu, setiap toko juga memiliki segmentasi pasar yang berbeda sehingga produk harus disesuaikan dengan target tersebut.
“Bagi yang belum lolos, kami akan memberikan feedback secara rinci supaya bisa memperbaiki kualitas produk mereka di masa depan,” ujar Widowati.
Ia juga mengingatkan para pelaku IKM untuk menjaga komitmen setelah produknya diterima. Pengelolaan bisnis harus profesional, mulai dari ketepatan pengiriman, manajemen stok bahan baku, hingga pembukuan keuangan yang rapi.
“Kalau ada keterlambatan pengiriman, maka pembayaran juga bisa tertunda. Ini harus dihindari supaya tidak menimbulkan masalah berkelanjutan,” pesan Widowati.
Tanggapan dari Pihak Toko Modern
Di tempat terpisah, Inggrit Andriani Pangestuningtyas, Merchandising Manager Alfamart cabang Madiun, menyampaikan bahwa dari 12 IKM mitra di Kota Kediri, hanya enam yang masih bertahan aktif berjualan. Untuk itu, Alfamart kembali membuka kesempatan kurasi agar kuota produk lokal tetap terpenuhi.
“Persaingan sangat ketat, dan kami terus berupaya menambah variasi produk dari pelaku IKM. Enam produk yang tidak lagi tersedia bukan karena keputusan kami, melainkan karena pelaku usahanya sendiri,” jelas Inggrit.
Produk IKM yang sukses lolos akan ditempatkan di rak khusus yang bersanding dengan produk dari perusahaan besar, guna meningkatkan daya saing serta memberikan eksposur yang maksimal bagi produk lokal.
“Dukungan kami adalah agar para pelaku usaha tetap konsisten menjaga kualitas dan semangat mereka, tidak hanya di awal saja tapi terus berkelanjutan,” tambahnya.
Peluang Besar untuk Pengusaha Lokal
Program ini menjadi peluang emas bagi pengusaha IKM untuk mengembangkan usaha dan memperluas pangsa pasar. Dengan masuk ke toko modern, produk IKM memiliki kesempatan untuk dikenal lebih luas dan bersaing di pasar yang lebih kompetitif.
Disperdagin Kota Kediri berkomitmen untuk terus memfasilitasi pelaku usaha melalui pendampingan, pelatihan kemasan, branding, dan peningkatan kualitas produk agar semakin kompetitif di tingkat nasional maupun internasional.
Dengan dukungan yang tepat, diharapkan IKM Kota Kediri bisa terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata dalam pertumbuhan ekonomi daerah.(red.al)
0 Komentar