SURABAYA,  tjahayatimoer.net – Harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat atau sembako di wilayah Jawa Timur kembali mengalami perubahan. Berdasarkan pantauan terbaru, Sabtu (7/6/2025) pukul 09.25 WIB, terjadi kenaikan harga pada cabai keriting dan cabai rawit merah, sementara harga bawang merah justru turun. Komoditas lainnya tercatat relatif stabil.

Naik-turunnya harga sembako menjadi perhatian penting karena langsung berdampak pada belanja rumah tangga. Oleh karena itu, masyarakat diimbau rutin memantau harga pasar untuk merencanakan pengeluaran secara bijak.

Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada cabai rawit merah yang naik sebesar Rp 1.925 atau 5,76 persen menjadi Rp 35.343/kg. Cabai merah keriting juga naik Rp 1.478 atau 4,19 persen ke angka Rp 36.776/kg. Sebaliknya, bawang merah mengalami penurunan harga sebesar Rp 692 atau sekitar 2 persen menjadi Rp 33.979/kg.

“Harga-harga ini bersifat dinamis. Bahkan bisa berubah dalam hitungan jam, tergantung kondisi pasokan dan permintaan di pasar,” ujar seorang pedagang di Pasar Wonokromo.

Sementara itu, harga beras premium tercatat stabil di angka Rp 14.673/kg, beras medium Rp 12.706/kg, dan minyak goreng kemasan premium masih berada di kisaran Rp 19.848/liter. Produk daging ayam ras saat ini dijual dengan harga Rp 31.273/kg, dan telur ayam ras Rp 26.244/kg.

Berikut beberapa harga komoditas utama lainnya:

  • Minyak goreng curah: Rp 18.676/kg

  • Gula kristal putih: Rp 16.951/kg

  • Daging sapi paha belakang: Rp 119.123/kg

  • Susu bubuk Bendera: Rp 41.969/400 gr

  • Garam halus: Rp 9.467/kg

  • Gas elpiji: Rp 19.690

Perubahan Harga Dipengaruhi Banyak Faktor

Menurut analisis dari Siskaperbapo (Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok) Jawa Timur, perubahan harga sembako ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti musim panen, distribusi, dan dinamika pasar global.

Selain itu, cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa daerah penghasil turut menyebabkan pasokan cabai menurun, sehingga memicu kenaikan harga.

“Jika pasokan terganggu namun permintaan tetap tinggi, maka harga pasti ikut terdongkrak. Sebaliknya, jika stok berlebih, harga bisa turun,” kata salah satu petugas pasar tradisional di Surabaya.

Faktor lain seperti fluktuasi nilai tukar rupiah, kebijakan pemerintah, hingga distribusi dan biaya logistik juga ikut berperan dalam memengaruhi harga di pasar. Karena itu, fluktuasi harga sembako adalah hal yang perlu diawasi secara berkala.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) terus melakukan monitoring harian demi menjaga kestabilan harga dan memastikan stok bahan pokok tetap tersedia.(red.al)