Kediri,  tjahayatimoer.net – Keputusan pemerintah untuk tidak membuka rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tahun 2025 menjadi kabar duka bagi ribuan pejuang ASN, khususnya mereka yang lahir pada 1990 dan 1991.

Batas usia maksimal 35 tahun yang menjadi syarat utama seleksi CPNS kini kian menghantui. Tahun depan, usia para pelamar dari angkatan tersebut sudah tidak lagi memenuhi kriteria. Bagi sebagian orang, ini seperti pintu terakhir yang tertutup rapat sebelum sempat masuk.

Kepastian itu disampaikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Rini Widyantini. Ia menegaskan bahwa pemerintah saat ini masih fokus menyelesaikan proses seleksi CPNS dan PPPK tahun 2024 yang belum rampung.

“Untuk CPNS 2025 belum bisa kami buka. Fokus kami menuntaskan seleksi yang berjalan agar tidak tumpang tindih dan tetap sesuai kebutuhan instansi,” kata Rini, dikutip dari pernyataannya kepada Radar Kediri.

Patah Hati Kolektif di Media Sosial

Tak butuh waktu lama, pengumuman ini langsung memicu reaksi besar di berbagai media sosial. Tagar seputar #CPNS2025 dan #AngkatanTerakhir sempat trending, menandakan betapa besarnya dampak emosional yang dirasakan para calon pelamar.

“Kami ini generasi tanggung. Lahir 1990–1991, sempat berharap 2025 jadi kesempatan terakhir. Tapi sekarang rasanya seperti disisihkan oleh waktu,” tulis akun @dikxx_ di X (dulu Twitter).

Komentar serupa membanjiri kolom diskusi dan grup-grup persiapan CPNS yang selama ini menjadi wadah belajar bersama. Banyak yang menyebut keputusan ini seperti mematahkan harapan setelah bertahun-tahun bersaing dan belajar menghadapi seleksi.

Batas Usia Bukan Lagi Sekadar Angka

Pernyataan pemerintah ini mempertegas bahwa regulasi soal usia maksimal 35 tahun bukan hanya formalitas, tapi menjadi batas nyata yang menutup peluang bagi sebagian generasi.

Angkatan 90–91 yang selama ini berharap pada seleksi reguler kini dipaksa realistis. Banyak yang mengaku kecewa, namun tak sedikit pula yang mulai beralih mencari opsi karier lain.

“Saya sudah ikut tiga kali seleksi CPNS. Tahun depan sebenarnya ingin mencoba satu kali lagi, siapa tahu rezeki. Tapi sekarang saya harus mulai mengikhlaskan,” ucap Yuni, 34 tahun, warga Kediri.

Evaluasi Akan Tetap Dibuka, Tapi Bukan Sekarang

Pemerintah menyatakan bahwa meski tahun 2025 tidak ada rekrutmen baru, peluang masih bisa dibuka kembali di masa depan apabila ada kebutuhan pegawai yang mendesak.

“Evaluasi akan terus kami lakukan. Tapi saat ini kami ingin menyelesaikan yang sudah ada dulu. Kami minta semua pihak bersabar,” terang Rini.

Tetap Ada Harapan di Jalur Lain

Meski jalan menuju ASN reguler mulai tertutup, masih ada kemungkinan lain bagi generasi 90–91 melalui jalur non-reguler atau formasi khusus, meski peluangnya lebih sempit.

Di sisi lain, keputusan ini juga menjadi momen refleksi bagi generasi yang terdampak. Banyak yang kini beralih ke dunia wirausaha, profesi swasta, maupun sektor sosial yang tak kalah penting.

“Mungkin jalan kami bukan ASN. Tapi kami tetap ingin berkontribusi bagi negeri dengan cara yang lain,” ujar Rendra, 35 tahun, alumni sarjana hukum yang kini aktif sebagai pengajar di lembaga bimbingan belajar.

Penutup: Tetap Semangat Meski Peluang Kecil

Meski keputusan ini menyesakkan, generasi yang terdampak diharapkan tidak berhenti berjuang. Batas usia bukan akhir dari segalanya, dan kontribusi pada bangsa bisa hadir dalam berbagai bentuk—bukan hanya lewat seragam dan status PNS.(red.al)