Denpasar, tjahayatimoer.net – Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengungkapkan adanya indikasi perilaku tidak etis berupa perselingkuhan yang terjadi di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali. Pengungkapan ini disampaikan saat pelantikan 4.440 ASN baru, yang terdiri dari 89 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan 4.351 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), di Denpasar, Rabu (29/5/2025).

Dalam sambutannya, Koster menyatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim investigasi khusus guna menelusuri isu tersebut. Dari hasil penyelidikan, ditemukan adanya hubungan tidak semestinya di salah satu dinas strategis, yaitu Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Bali.

“Saya sudah mengetahui siapa pelakunya, bahkan siapa yang diajak berbuat tidak benar juga sudah saya ketahui. Saya harap jangan sampai mencemarkan nama baik institusi,” ujar Koster dengan tegas.

Gubernur menegaskan bahwa perilaku semacam ini harus dihentikan segera karena dapat merusak citra birokrasi yang sedang dibangun dengan landasan integritas dan profesionalisme tinggi. Ia juga menekankan pentingnya ASN untuk menjaga etika serta kehormatan lembaga tempat mereka bekerja.

“Saya telah memiliki tim rahasia yang terus memantau tanpa disadari siapapun. Bila ada bukti pelanggaran, saya tidak akan ragu memberikan tindakan tegas,” pungkas Koster.

Selain itu, Koster juga meminta agar seluruh kepala dinas meningkatkan pengawasan terhadap pegawai bawahannya guna mencegah terjadinya pelanggaran serupa. Ia berharap birokrasi di Bali bebas dari segala bentuk penyimpangan, termasuk korupsi dan perilaku tidak bermoral seperti perselingkuhan.

Sebagai langkah preventif, gubernur membuka jalur pengaduan khusus bagi ASN, terutama yang baru saja dilantik, untuk melaporkan apabila mengalami pelecehan atau ajakan tidak pantas dari atasan atau rekan kerja.

“Jika ada yang dirayu atau dipaksa melakukan hal yang tidak sesuai aturan, segera laporkan. Saya pastikan perlindungan penuh bagi pelapor,” kata Koster dengan tegas.

Lebih jauh, Koster mengimbau seluruh ASN agar tetap fokus bekerja dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Ia menegaskan agar para pegawai tidak melakukan hal-hal yang dapat mencederai nama baik institusi.

“Berdoalah dengan tulus dan jalani pekerjaan dengan jujur. Jangan bermain-main dengan masalah pribadi di lingkungan kerja. Bila saya kembali mendengar kabar miring, saya tidak segan mencopot kepala dinas terkait,” tegasnya.

Langkah yang diambil Gubernur Bali ini menjadi sinyal kuat bahwa reformasi birokrasi bukan hanya soal peningkatan kinerja, tetapi juga perbaikan moral dan etika. Jika perilaku menyimpang tersebut dibiarkan, bukan tidak mungkin hal itu akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah.

Koster menutup pidatonya dengan harapan agar seluruh ASN dapat menjadi teladan yang baik dan menjaga kehormatan lembaga demi kemajuan Bali yang lebih bermartabat.(red.a)