Kediri, tjahayatimoer.net  – Gempa bumi yang mengguncang wilayah Karachi, Pakistan, pada Selasa dini hari (3/6), tidak hanya meninggalkan kerusakan pada sejumlah infrastruktur, tetapi juga memicu kekacauan di salah satu lembaga pemasyarakatan terbesar di wilayah tersebut, Penjara Malir.

Meski kekuatan gempa tercatat relatif kecil, yakni antara 2,6 hingga 3,4 magnitudo, getarannya yang terjadi sekitar pukul 02.00 waktu setempat cukup mengejutkan warga dan membuat panik para petugas penjaga penjara.

Kondisi darurat tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah narapidana untuk melancarkan aksi kabur besar-besaran. Dalam suasana kacau saat evakuasi tahanan ke luar sel, beberapa napi justru menyerang petugas, merebut senjata, dan menciptakan kerusuhan di dalam kompleks penjara.

Akibatnya, sebanyak 216 narapidana berhasil melarikan diri, menjadikan peristiwa ini salah satu insiden pelarian terbesar dalam sejarah sistem pemasyarakatan Pakistan.

“Kami sudah menduga adanya kerentanan di penjara ini karena overkapasitas dan lemahnya sistem keamanan. Namun, tak ada yang menyangka bencana alam justru menjadi celah aksi pelarian besar-besaran ini,” ungkap Zia-ul-Hassan Lanjar, Menteri Dalam Negeri Provinsi Sindh.

Dalam upaya penertiban, bentrokan tak terhindarkan. Satu napi dilaporkan tewas tertembak setelah terlibat baku tembak dengan petugas, sementara tiga orang petugas penjara mengalami luka-luka akibat serangan mendadak dari kelompok napi bersenjata.

Pihak Kepolisian yang dipimpin oleh pejabat senior Kashif Abbasi mengonfirmasi bahwa hingga saat ini baru 78 napi berhasil diamankan, sementara sisanya masih dalam pencarian intensif. Upaya pengejaran diperluas hingga ke pemukiman warga sekitar yang diduga menjadi tempat persembunyian para pelarian.

“Kami bekerja sama dengan pasukan keamanan nasional dan otoritas setempat untuk menyisir area sekitar. Kami minta warga waspada dan melaporkan bila melihat gerak-gerik mencurigakan,” tegas Abbasi.

Penjara Malir sendiri sudah lama menjadi sorotan karena tingkat kepadatan tinggi dan minimnya fasilitas pengamanan. Banyak pihak menilai insiden ini sebagai bukti lemahnya sistem manajemen krisis dalam lingkungan penjara di Pakistan.

Gempa bumi yang seharusnya menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana justru membuka celah keamanan yang sangat fatal. Kini, perhatian publik tertuju pada langkah-langkah lanjutan dari pemerintah untuk menanggulangi dampak ganda dari bencana alam dan insiden keamanan ini.

Pemerintah Provinsi Sindh telah mengumumkan investigasi menyeluruh atas insiden tersebut, termasuk kemungkinan kelalaian petugas dalam prosedur pengamanan saat evakuasi berlangsung.

Warga sekitar diimbau untuk tetap waspada, mengingat beberapa napi yang kabur diyakini memiliki catatan kejahatan serius.(RED.AL)