KEDIRI, tjahayatimoer.net – Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) identik dengan aksi heroik melawan kobaran api. Namun, yang terjadi dua hari lalu di Mako Damkar Kota Kediri sungguh berbeda. Bukan soal si jago merah, melainkan penyelamatan unik: melepas sembilan cincin logam dari jari tangan dan kaki seorang perempuan lanjut usia dengan keterbatasan mental.
Kisah itu diceritakan oleh Mohammad Toni, petugas Damkar yang turut terlibat dalam aksi penyelamatan tersebut. Duduk santai dengan kaus merah dan celana biru dongker, pria asal Kecamatan Semen ini berbagi cerita yang menurutnya tak akan ia lupakan selama bertugas.
“Awalnya kami tidak menyangka akan dapat permintaan bantuan seperti ini. Tapi begitu melihat kondisi korban, kami langsung siap,” ujar Toni penuh semangat.
Perempuan yang dibantu bernama Rumini (55), warga Desa Manyaran, Kecamatan Banyakan. Ia datang ke markas Damkar bersama perangkat desa dan keluarganya. Sebelumnya, mereka sempat membawa Rumini ke RS Bhayangkara, namun pihak rumah sakit menyarankan agar dirujuk ke Damkar karena keterbatasan alat medis untuk menangani cincin yang menempel terlalu ketat.
“Jari-jari tangannya penuh cincin, dan beberapa di kaki juga. Sudah membekas dan menimbulkan luka. Tapi kondisi kejiwaannya membuat penanganan jadi tidak mudah,” terang Toni.
Proses pelepasan dilakukan dengan sangat hati-hati. Lima anggota Damkar dikerahkan, masing-masing dengan tugas berbeda: dari menenangkan pasien, menjaga gerak tubuh, hingga eksekusi pengambilan cincin.
Tak hanya tenaga, proses ini juga memerlukan pendekatan emosional. Petugas harus membujuk dengan sabar agar Rumini merasa aman. “Untungnya beliau masih bisa diajak berbicara, meski kadang membentak atau menunjukkan rasa takut,” tutur Toni.
Delapan cincin yang menempel di tangan akhirnya berhasil dilepas dengan bantuan baby oil. Namun untuk cincin di jari kaki, dibutuhkan usaha ekstra.
“Yang di kaki sudah menempel erat di kulit. Jadi terpaksa kami gunakan gerinda mini. Pelan-pelan kami lakukan agar tidak menimbulkan luka lebih parah,” imbuhnya.
Meski berlangsung sekitar 40 menit, tim berhasil menyelesaikan semuanya tanpa komplikasi serius. “Prosesnya cukup lama karena kami ingin memastikan beliau nyaman dan tidak kesakitan,” jelas Toni.
Menurutnya, selama 3,5 tahun bertugas di Damkar, ini adalah salah satu pengalaman paling berkesan. “Bukan karena sulitnya, tapi karena rasa haru saat bisa membantu orang yang tidak berdaya. Saya pribadi merasa bangga,” ungkapnya.
Kejadian ini menambah daftar panjang aksi kemanusiaan yang dilakukan Damkar Kota Kediri. Tak sekadar bertarung dengan api, mereka juga hadir dalam misi-misi penyelamatan kemanusiaan yang sering kali luput dari perhatian.
“Damkar bukan hanya soal kebakaran. Tapi juga soal peduli, tentang siap hadir kapan pun dan di kondisi apa pun,” pungkas Toni.(red.al)
0 Komentar