Jakarta,  tjahayatimoer.net – Wakil Menteri Sosial Republik Indonesia, Agus Jabo Priyono, menegaskan bahwa Sekolah Rakyat yang diinisiasi pemerintah benar-benar diperuntukkan bagi masyarakat yang masuk dalam kategori miskin dan miskin ekstrem. Penegasan ini disampaikan dalam diskusi publik bertema pendidikan inklusif di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (24/5/2025).

Menurut Agus, langkah ini merupakan bentuk nyata dari kehadiran negara dalam memuliakan kelompok masyarakat yang selama ini kurang mendapatkan akses pendidikan berkualitas. Ia memastikan bahwa tidak akan ada celah bagi kelompok mampu untuk mengambil hak kelompok miskin di sekolah ini.

“Presiden ingin memotong transmisi kemiskinan melalui pendidikan. Orang kaya tidak perlu berebut sekolah dengan orang miskin. Silakan mereka ke sekolah internasional, ke sekolah swasta elit. Tapi Sekolah Rakyat ini adalah ruang bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk naik kelas, baik secara sosial maupun ekonomi,” tegas Agus.

Sekolah Rakyat, Sekolah Unggulan bagi Rakyat Jelata

Agus menyampaikan, Sekolah Rakyat bukanlah sekolah seadanya. Justru, sekolah ini dirancang menjadi institusi pendidikan unggulan yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah elite di Indonesia, seperti SMA Taruna Nusantara dan CT Arsa Foundation.

"Kami ingin anak-anak dari keluarga miskin tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tapi juga karakter. Mereka akan dibentuk menjadi manusia berintegritas tinggi, religius, cinta tanah air, dan memiliki kepedulian sosial," ujarnya.

Dibekali iPad dan Laptop, Siswa Dididik Jadi Talenta Masa Depan

Dalam paparannya, Agus mengungkap bahwa fasilitas yang disiapkan untuk Sekolah Rakyat sudah menggunakan pendekatan teknologi terkini. Pemerintah bahkan menyediakan iPad dan laptop untuk setiap siswa agar mereka tidak tertinggal dalam kompetensi digital.

“Kami ingin tunjukkan bahwa walaupun mereka miskin, mereka punya kesempatan belajar dengan fasilitas terbaik. Sekolah ini harus menciptakan siswa yang bukan hanya pintar, tapi juga memiliki keterampilan dan talenta masa depan,” kata Agus.

Fasilitas unggulan tersebut termasuk laboratorium, ruang praktik, lapangan olahraga, hingga area pertanian dan perikanan sebagai bagian dari kurikulum berbasis kearifan lokal dan kewirausahaan.

Butuh Lahan Luas, Bangun Kemandirian dari Sekolah

Agus juga menambahkan bahwa pemerintah menargetkan lahan seluas 8,5 hektare untuk membangun setiap Sekolah Rakyat. Hal ini penting agar siswa memiliki ruang belajar dan praktik yang memadai.

“Kalau tidak ada lahan, bagaimana anak-anak bisa belajar pertanian atau peternakan? Bagaimana mereka bisa punya pengalaman langsung? Ini bukan sekolah formal biasa, ini tempat mencetak kader masa depan yang produktif dan mandiri,” jelasnya.

Langkah Strategis Tekan Kemiskinan Struktural

Program ini disebut sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam memutus mata rantai kemiskinan secara struktural. Bukan hanya memberikan bantuan tunai, tetapi juga menyediakan jalur mobilitas sosial melalui pendidikan bermutu tinggi bagi anak-anak miskin.

Agus berharap masyarakat mendukung penuh program ini dan tidak menyalahgunakan akses. Ia mengimbau pemerintah daerah turut mengawasi agar sekolah ini benar-benar menyasar kelompok sasaran yang tepat.

“Sekolah Rakyat ini bukan sekadar proyek pendidikan, tapi proyek kemanusiaan. Ini bentuk keberpihakan negara terhadap mereka yang selama ini berada di pinggiran,” pungkas Agus.(red.al)