KEDIRI,tjahayatimoer.net – Pemerintah Kota Kediri melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Bagus Alit turun langsung meninjau proses pembersihan tumpukan sampah di kawasan Jembatan Lama Kota Kediri, Senin pagi (20/5/2025). Jembatan yang telah berdiri sejak 1869 dan kini berstatus sebagai cagar budaya itu mulai terancam akibat timbunan sampah bambu yang menyangkut di bagian kaki jembatan.
Sekda Bagus Alit bersama perwakilan dari Perum Jasa Tirta tampak memantau aktivitas petugas yang telah memulai pembersihan sejak pagi buta. Menurutnya, pembersihan dilakukan pagi hari karena mempertimbangkan faktor keselamatan kerja, mengingat intensitas hujan yang tinggi biasanya terjadi siang hingga sore dan berpotensi meningkatkan debit Sungai Brantas secara tiba-tiba.
“Pagi hari adalah waktu yang paling aman. Kalau hujan turun siang nanti, debit air naik dan bisa membahayakan petugas. Ini langkah preventif,” jelas Bagus Alit saat ditemui di lokasi.
Tumpukan sampah yang berasal dari limbah bambu ini menggunung di kaki Jembatan Lama setelah terjadinya pladu—fenomena naiknya debit sungai secara besar-besaran yang membawa material dari hulu. Akibatnya, struktur jembatan yang terbuat dari besi cor itu mendapat tekanan tambahan yang bisa membahayakan stabilitas bangunan.
Menurut Bagus Alit, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada kebersihan semata, melainkan bagian dari upaya pelestarian aset sejarah yang memiliki nilai arsitektur dan budaya tinggi.
“Struktur jembatan ini sudah berusia 156 tahun. Kalau tidak dirawat, maka akan bernasib sama seperti jembatan-jembatan tua lain yang kini tinggal cerita. Kita belajar dari kasus jembatan tua di Kertosono yang runtuh akibat kerusakan struktural,” tegasnya.
Bagus Alit juga menyampaikan bahwa Pemkot Kediri saat ini sedang berkoordinasi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk melakukan kajian teknis terhadap kekuatan struktur jembatan. Kajian ini penting sebagai dasar dalam pengambilan keputusan teknis ke depan, apakah perlu penguatan atau cukup dilakukan pemeliharaan rutin.
“Ini sedang dikaji oleh ITS. Kita tidak bisa gegabah karena menyangkut keselamatan dan juga warisan sejarah. Tapi yang jelas, jembatan ini harus dipertahankan,” katanya.
Pemerintah Kota Kediri pun mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai, terutama limbah rumah tangga dan bambu dari kegiatan pertanian. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga kebersihan lingkungan dan keberlangsungan fungsi infrastruktur.
Pembersihan yang dilakukan hari ini merupakan bagian dari program rutin Pemerintah Kota Kediri dalam menjaga kawasan Sungai Brantas tetap bersih dan aman, sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap peninggalan masa lalu yang masih memiliki peran vital dalam kehidupan kota hingga kini.(red.al)
0 Komentar