KEDIRI, tjahayatimoer.net – Tidak sedikit orang yang merasa iba saat menemukan anak kucing tergeletak tanpa induk. Namun, dibalik rasa kasihan itu, ada tanggung jawab besar yang menanti. Merawat bayi kucing tanpa induk bukan hanya soal memberi makan, tetapi juga soal memahami kebutuhan mereka secara menyeluruh agar bisa tumbuh sehat dan kuat.
Berdasarkan pengalaman dari kanal YouTube Red Panda, ada beberapa langkah penting yang bisa dijadikan panduan oleh para penyayang hewan, terutama yang baru pertama kali mengalami situasi ini.
Kenali Usia dan Tahapan Pertumbuhannya
Anak kucing yang baru lahir biasanya memiliki mata tertutup, tidak bisa berjalan, dan sepenuhnya bergantung pada sang induk. Jika ditemukan dalam kondisi ini, kemungkinan usianya belum mencapai satu minggu. Mengenali fase tumbuh kembang kucing sangat penting untuk menentukan pola perawatan yang tepat.
Jangan Beri Susu Sapi, Pilih Susu Khusus Bayi Kucing
Salah satu kekeliruan yang sering terjadi adalah memberikan susu sapi. Padahal, sistem pencernaan bayi kucing sangat sensitif dan tidak mampu menerima kandungan laktosa pada susu sapi, yang justru bisa memicu diare atau dehidrasi. Alternatif terbaik adalah menggunakan susu formula khusus bayi kucing seperti Baby Cat Milk dari Royal Canin yang mudah ditemukan di pet shop.
Susu ini sebaiknya diberikan menggunakan dot kecil atau pipet, dengan dosis sekitar 10–15 ml per pemberian, dilakukan dua hingga tiga kali sehari. “Pastikan suhu susu hangat-hangat kuku, jangan terlalu panas karena bisa melukai mulut kucing,” demikian tips dari kanal tersebut.
Bantu Mereka Buang Air
Tahukah kamu? Bayi kucing belum bisa buang air sendiri. Di alam, induknya biasanya akan menjilati area kelamin untuk merangsang pengeluaran. Sebagai pengganti induk, manusia harus melakukan simulasi dengan mengusap lembut bagian genital dan anus menggunakan tisu basah hangat setiap habis menyusu. Ini penting untuk mencegah sembelit atau infeksi saluran kemih.
Pantau Minggu demi Minggu
Proses tumbuh kembang anak kucing sangat cepat. Berikut garis besarnya:
Minggu pertama–kedua: Mata mulai terbuka sebagian, namun penglihatan masih kabur.
Minggu ketiga–keempat: Kaki mulai kuat menopang tubuh, meskipun masih goyah.
Usia dua bulan: Sudah bisa bermain dan bereksplorasi, bisa mulai diberi makanan basah.
Usia tiga bulan: Mulai bisa makan makanan kering (dry food) dan sudah bisa lepas dari susu.
Pemantauan perkembangan ini penting untuk memastikan bahwa anak kucing tumbuh normal dan tidak mengalami gangguan kesehatan.
Sediakan Tempat Tidur yang Nyaman dan Aman
Lingkungan juga memegang peran besar dalam proses tumbuh kembang. Gunakan kardus kecil atau keranjang dengan alas kain hangat. Hindari angin langsung dan pastikan tidak ada gangguan dari binatang peliharaan lain seperti anjing atau kucing dewasa.
Ajari Sosialisasi Sejak Dini
Ketika anak kucing mulai aktif, biarkan ia mengenal dunia luar secara perlahan. Interaksi dengan manusia dan hewan lain perlu dibimbing agar kucing tidak tumbuh menjadi individu yang mudah stres atau agresif. “Tapi tetap harus dalam pengawasan, karena bayi kucing masih rentan terhadap serangan atau cedera,” tegas kanal Red Panda.
Jangan Lupa Cek Kesehatan ke Dokter Hewan
Jika memungkinkan, bawa bayi kucing ke dokter hewan untuk pemeriksaan umum, vaksinasi, dan saran perawatan lanjutan. Apalagi jika muncul tanda-tanda seperti muntah, diare, mata berair, atau lesu berkepanjangan.
Merawat anak kucing tanpa induk memang penuh tantangan. Namun, bagi banyak orang, proses ini justru menjadi pengalaman emosional yang memperkuat ikatan antara manusia dan hewan. “Yang penting jangan panik, dan jangan menyerah. Dengan kesabaran dan kasih sayang, bayi kucing bisa tumbuh sehat seperti kucing lainnya,” begitu pesan penutup dari kanal Red Panda yang bisa menjadi penguat bagi para ‘cat rescue heroes’ di luar sana. (red.al)
0 Komentar