Kediri,  tjahayatimoer.net – Pemerintah Kabupaten Kediri memastikan diri sebagai salah satu dari 80 daerah di Indonesia yang tergabung dalam gelombang pertama pelaksanaan program Sekolah Rakyat (SR) yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Sebanyak 150 siswa akan memulai tahun ajaran 2025/2026 di lembaga pendidikan non-reguler ini, yang dirancang untuk menyasar anak-anak dari keluarga miskin secara langsung.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kediri M. Solikin mengatakan, saat ini tim satuan tugas (satgas) gabungan sedang dalam proses akhir penetapan siswa. Mereka telah melakukan penjaringan langsung ke lapangan, menyasar belasan desa di sejumlah kecamatan untuk menemukan anak-anak dengan kondisi sosial ekonomi terendah.

“Prosesnya berbeda dengan pendaftaran umum. Tidak ada pembukaan pendaftaran secara daring. Satgas yang aktif mendatangi rumah ke rumah, seperti model rekrutmen SMA Dharma Wanita Boarding School,” ungkap Solikin.

Calon siswa yang telah terjaring tidak serta-merta diterima. Mereka wajib mengikuti rangkaian tes, mulai dari pemeriksaan kesehatan, psikotes, hingga wawancara. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan mental dan fisik calon siswa yang nantinya akan tinggal di asrama selama masa pendidikan.

Lokasi Belajar Sementara di Tarokan, SR Permanen Dibangun di Plosoklaten

Meskipun rencana jangka panjang pembangunan SR terpusat di Desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, namun untuk tahun ajaran perdana ini, kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan di Balai Pengembangan Kompetensi ASN (BPKASN) di Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan.

“Gedung BPKASN cukup representatif. Ada ruang kelas, fasilitas asrama, dan sarana penunjang lain. Jadi siswa bisa langsung tinggal dan belajar tanpa perlu menunggu pembangunan gedung baru selesai,” terang Solikin.

Pindahnya siswa ke gedung baru di Plosoklaten ditargetkan pada tahun 2026. Saat ini, survei awal lahan seluas hampir 14 hektare sudah dilakukan oleh Kementerian PUPR, dan masuk tahap perencanaan pembangunan fisik.

Siswa SMA Dharma Wanita Dianggap Sebagai Kelas Rintisan SR

Solikin juga memastikan bahwa siswa kelas XI dan XII SMA Dharma Wanita Boarding School tidak akan ditinggalkan. Mereka akan tetap menjalani proses pendidikan seperti biasa, namun kini dikategorikan sebagai bagian dari "kelas rintisan" SR.

“Kementerian Sosial (Kemensos) menetapkan mereka sebagai bagian dari SR, sehingga statusnya mengikuti pembinaan dari pusat,” jelas Solikin.

Namun, bagi guru dan tenaga kependidikan, terdapat ketentuan khusus. Untuk bisa mengajar di SR, mereka harus berstatus PNS atau PPPK. Bagi yang tidak memenuhi kualifikasi, akan tetap mengajar di SMA Dharma Wanita sesuai status awal.

Rekrutmen Guru dan Tenaga Pendukung Dimulai, 300 Orang Mendaftar

Sementara itu, proses rekrutmen guru dan tenaga kependidikan untuk SR Kabupaten Kediri telah dimulai sejak 16 Mei dan berakhir pada 19 Mei lalu. Kepala Tim Pengadaan GTK SR Fadeli menjelaskan, kebutuhan awal mencakup 19 guru mata pelajaran, serta tenaga asrama, administrasi, hingga keamanan.

“Tugas kami menyeleksi administrasi dan mengirim tiga nama terbaik di setiap formasi ke Kemensos. Nantinya pihak kementerian yang menentukan siapa yang lolos,” ujar Fadeli.

Dari total pendaftar sekitar 300 orang, proses seleksi dilakukan secara ketat untuk memastikan guru yang lolos mampu mengakomodasi model pendidikan inklusif dan berbasis pengasuhan penuh.

Kota Kediri Baru Siapkan Lahan, Belum Masuk Gelombang Operasional

Berbeda dengan Kabupaten Kediri yang sudah dalam tahap operasional, Kota Kediri masih dalam tahap awal. Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit menyatakan, Kota Kediri baru menyiapkan lahan seluas 5,19 hektare di Kelurahan Lirboyo, Kecamatan Mojoroto.

“Untuk tahun ini kami belum masuk dalam gelombang operasional. Masih menunggu tahapan berikutnya,” ujarnya.

Senada dengan Bagus, Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Paulus Luhur Budi Prasetyo menyebut, Kota Kediri termasuk dalam tahap 2A pelaksanaan SR secara nasional. Artinya, pembangunan dan perekrutan tenaga kerja pendidikan belum dilaksanakan dalam waktu dekat.

“Yang sudah rekrutmen itu gelombang 1A dan 1B. Kami ini kemungkinan besar masuk tahap 2A karena belum ada bangunan siap pakai,” tutur Paulus.

SR Jadi Harapan Baru Pendidikan Inklusif dan Gratis di Kediri

Kehadiran SR diharapkan mampu menjadi jawaban atas kesenjangan akses pendidikan, terutama bagi anak-anak dari keluarga miskin. Dengan sistem pendidikan berasrama, gratis, dan terintegrasi dengan layanan sosial, SR menjadi program strategis dalam upaya peningkatan kualitas hidup generasi muda.

“Sekolah Rakyat bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat mengubah masa depan,” pungkas Solikin optimistis.(RED.AL)